Teman-teman, kebanyak orang lebih suka menerima sesuatu dari seseorang dibandingkan dengan memberi. dan itu tak bisa kita pungkiri juga dalam diri kita. Coba tanyakan pada diri anda, apakah lebih senang jika kita memberi atau menerima sesuatu dari seseorang? Pasti kita akan lebih memilih jika kita diberi sesuatu, karena kita sama sekali tidak harus mengeluarkan tenaga, materi atau apapun itu untuk memperolehnya. Dengan kata lain mendapatkan keuntungan tanpa bersusah-susah.
Merubah paradigma kita berpikir untuk lebih memilih memberi sesuatu yang ada pada diri kita memanglah sangat sulit dan tak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi marilah kita merubahnya meskipun secara perlahan-lahan namun pasti.
Pasti dalam pikiran saudara-saudara bertanya-tanya,
1. Alasana kita memberi?
2. Bagaimana cara kita memulai untuk memberi?
3. Apa yang harus kita berikan?
Dalam 2 Korintus 9:7, dinyatakan bahwa Allah mengasihi orang yang  memberi dengan sukacita.  Menjadi orang yang dikasihi oleh Allah adalah  sebuah prestasi tertinggi dalam hidup orang percaya.  Apakah Anda  memiliki tujuan menjadi orang yang dikasihi oleh Allah?  Apakah Anda  melepaskan apa yang Anda miliki dengan sukacita?  Apakah sudah mulai  memberi sebagian dari apa yang anda miliki?  Rick Warren, seorang  Gembala Jemaat dan penulis yang paling laris dari buku “Purpose Driven  Live” mempersembahkan pendapatannya 90%, dan meninggalkan baginga 10%  saja, sehingga ia disebut sebagai orang yang dermawan (philanthropist).   Tetapi keputusan ini dilakukannya setelah ia dan istrinya berdoa kepada  Tuhan.  (
http://www.rickwarren.com/)
Memang tidak semudah membalik telapak tangan untuk menjadi seorang  pemberi, apa lagi menjadi orang yang memberi dengan sukacita, kecuali  karena kasih Allah menguasai diri orang itu. 
Kasih adalah hal yang paling fundamen dalam memberi, sebab arti lain  dari memberi adalah mengorbankan.  Allah sendiri dikuasai oleh kasih  yang besar sehingga ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal (Yoh 3:16).   Jadi, jika Anda memiliki kasih, maka Anda bisa memberi.  Tindakan kasih  mirip dengan tindakan iman.  Ketika rasul-rasul bercakap-cakap dengan  Tuhan Yesus, mereka berkata kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!"   Tetapi Tuhan menjawab mereka: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman  sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini:  Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat  kepadamu"  (Luk 17:5,6).  Artinya, apa yang mau ditambahkan sebab memang  mereka tidak ada iman sama sekali.  Sering kali orang-orang Kristen  berkata, “Masalahnya, saya belum memiliki kasih yang sebesar itu!”,  tetapi persoalan yang sebenarnya adalah memang “Anda tidak memiliki  kasih sama sekali!”  Jika kita menterjemahkan “kasih agape” sebagai  “kasih besar”, bukan berarti ada kasih agape yang masih kecil.  Tetapi  yang namanya “kasih agape” adalah kasih yang seharusnya dimiliki oleh  orang-orang Kristen sebab mereka telah mendapatnya secara cuma-cuma dari  Sumber Kasih.
Kasih selalu mengarah pada sukacita.  Tanpa kasih, Anda akan  bersungut-sungut.  Memberi, bukanlah soal besar-kecilnya atau  banyak-sedikitnya, melainkan apakah Anda memberi karena dorongan kasih.   Pemberian janda miskin dalam Lukas 21 hanya dua peser (=1 sen/duit,  mata uang yang paling kecil), tetapi Yesus memperhitungkannya besar.   Janda itu melakukannya atas dorongan kasihnya kepada Allah sebab ia  menyadari bahwa kasih Allah jauh lebih besar dari hidup yang dia miliki,  maka dengan memberi seluruh miliknya, hal itu menjadi pertanda  penyerahan hidup sepenuhnya.  Sebab soal memberi sangat erat hubungannya  dengan harta milik, dan harta milik itu seringkali dibaca dengan uang.
Tetapi, jika Anda melepaskan uang Anda, maka Anda akan bersukacita.   Sebaliknya, jika Anda menahan uang Anda, maka Anda menahan sukacita,  Anda tidak dapat bersukacita.  Sukacita yang sejati hanya dapat  diperoleh dalam Yesus.  Jika Anda telah menerima Yesus, itu artinya Anda  telah memperoleh segala-galanya, baik yang di surga (ahli waris  kerajaan), maupun yang di bumi sebab kuasa itu telah diberikan kepada  Yesus dan Yesus sendiri telah berjanji  bahwa orang-orang yang mengikut  Dia mendapatkan semua itu selagi di bumi (Mrk 10:30).  Tetapi jika Anda  memperoleh segala sesuatu yang ada di bumi, namun Anda kehilangan nyawa  (keselamatan), maka apa arti semuanya itu bagi Anda?  (Mrk 8:36).  Jadi  ini hukum untuk mendapatkan sukacita yang sejati: “Tetapi carilah dahulu  Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan  kepadamu.  Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari  besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk  sehari"  (Matius 6:33-34).  Artinya: (1) Dahulukan kerajaan Allah; (2)  Berhenti untuk kuatir.  Rahasianya adalah penyangkalan diri.   Penyangkalan diri tidak bisa dilakukan oleh orang-orang yang terlalu  sibuk untuk kesenangan dirinya.  Manusia pada umumnya terikat dengan  sikap mementingkan diri sendiri.  Inilah yang dikatakan Paulus kepada  jemaat Filipi “…sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan  kepentingan Kristus Yesus” (Fil 2:21; lih juga 2 Tim 3).  Jika Anda  sungguh telah menerima Yesus, maka Anda pasti menerima orang lain.   Menerima orang lain berarti memberi (membagi) hidup dengan orang lain.   Inilah rahasia dari inti Alkitab (Matius 22:37-39).
Dalam 2 Tim 3, Paulus menunjukkan kehidupan manusia duniawi.  Dalam  daftarnya, menjadi hamba uang adalah urutan kedua setelah keegoisan.   Seseorang bisa merdeka dari perbudakan harta (uang), jika ia sudah  melepaskan uang dan memegang Yesus.  Anda tidak bisa memegang keduanya,  sebab jalan Yesus berbeda dengan jalan uang.  Memegang (menerima) Yesus  berarti melepaskan uang.  Sebaliknya memegang uang berarti melepaskan  Yesus.  Jadi, bagaimana?  Anda mau pegang yang mana?  Memegang Yesus  maka akan ada sukacita sejati dan kekal.  Memegang uang akan ada  sukacita palsu dan sementara.
Apakah ada pengalaman Anda tentang sukacita karena memegang uang?   Bagaimana, apakah Anda sungguh-sungguh bersukacita?  Berapa lama Anda  bersukacita?
Demikian juga, apakah ada di antara Anda yang sudah menerima Yesus?  Bagaimana, apakah Anda sungguh-sungguh bersukacita?  Berapa lama  sukacita Anda itu berlangsung?
Menerima Yesus sama dengan memberi seluruhnya kepada Yesus (tubuh,  pikiran, hati, keinginan, roh … Ya, tentu saja harta, waktu,  dan tenaga  saudara, bukan?).  Sudahkah Anda memberi kepada hidupmu kepada Yesus  DENGAN SUKACITA.  Berikanlah juga hidupmu kepada saudara-saudara seiman  DENGAN SUKACITA.  Dan selanjutnya, berikanlah semuanya untuk keselamatan  dunia, sama seperti Tuhan kita menyerahkan hidupnya bagi kita ketika  kita masih berdosa.
Saudara-saudaraku di dalam TUHAN, 
Mari kita rubah cara berpikir kita dan pandang YESUS yang penuh dengan KASIH ketika memberi. Jangan pandang orang lain ketika kita memberi, jangan mengharapkan untuk dihargai orang ketika kita memberi, jangan kita mengharapkan sesuatu dari pemberian kita, akan tetapi biarlah pemberian kita benar-benar lahir dari hati yang terdalam dan KASIH ALLAH yang menggerakkan kita.