Pemuda Rondor

Sahabatku,Kali ini saya ingin membagikan beberapa pengalaman ketika memberi dengan sukacita dan ini berasal dari pengalam pribadi maupun orang lain yang pernah saya temui.

Jujur, memang ketika diberi pertanyaan mana yang saya pilih, memberi atau menerima sesuatu dari orang lain...??? Pasti saya akan memilih untuk menerima sesuatu dari orang lain daripada memberi. Dan itu bukan hanya terjadi pada diri saya sendiri tapi kebanyakan juga ada pada diri kita yang mengaku anak-anak TUHAN.

Dahulu saya memang lebih memilih yang menurut saya lebih menguntungkan, akan tetapi itu dulu, sebelum TUHAN memproses serta membentuk kehidupan saya. Memang terasa sangat sakit ketika TUHAN mengizinkan itu terjadi dalam hidup saya bahkan saudara. Tak ada intan/berlian yang indah jika tidak asah sampai menjadi barang yang sangat berharga, tak ada keramik yang yang indah jika tidak melalui proses pembakaran, dan begitu juga kita manusia tak akan mendapatkan pengalaman yang berharga dan berarti dalam hidup jikatidak melalui proses dan pembentukan oleh TUHAN lewat masalah-masalah dan pergumulan hidup.

Ketika saya sadar bahwa tak ada yang lebih bahagia ketika kita memberi sesuatu yang benar-benar keluar dari hati kita yang terdalam tanpa memandang ke kiri ataupun ke kanan. Secara perlahan-lahan saya merubah cara pandang saya yang salah.
Disaat saya memberi ada suatu perasaan yang tak ternilai yang dirasakan dalam hati ini. Entah mengapa hal itu lebih berharga daripada ketika saya menerima sesuatu dari orang lain. Mungkin sudah cukup bagi saya untuk menerima berkat TUHAN yang selalu tercurah dan sudah saatnya membalas kebaikan TUHAN untuk menjadi berkat bagi orang lain bahkan terlebih kepada TUHAN yang sungguh mengasihi kita semua.

Perilaku bahkan pola berpikir saya tentang memberi memang bukan datang dengan sendirinya tapi dengan melihat serta mendengarkan beberapa kesaksian orang-orang yang terlebih dahulu melakukannya (memberi).
Ketika mendengarkan kesaksian mereka disaat memberi, ada sesuatu yang menggerakkan dalam hati ini untuk mencobanya serta rasa ingin tahu yang besar bagaimana perasaan ketika memberi dengan tulus hati.
Ternyata benar, memang lebih indah dan tak ternilai harganya jika memberi sesuatu kepada orang yang memang sangat membutuhkan kita. Bukan hanya lewat materi tapi pemberian diri kita juga.

Ada satu pengalaman orang yang sangat dekat dengan saya, dia bercerita tentang pengalamannya ketika memberi dengan penuh sukacita. Dari beberapa pengalaman yang diceritakan kepada saya, ada beberapa hal yang saya petik untuk dijadikan pengalaman yang berharga :

1. Ketika memberi dalam kekurangan, yakinlah meskipun kita kekurangan TUHAN tidak akan meninggalkan kita, malahan secara tidak sadar berkat akan datang dengan sendirinya kepada kita lebih dari yang kita beri.

2. Ketika memberi, bukan hanya orang yang menerima pemberian kita yang tersenyum bahagia tetapi di atas sana TUHAN sedang menangis bahagia melihat anak-Nya yang saling mengasihi.

3. Ketika memberi, akan mengajarkan kita untuk selalu peka terhadap apa yang ada disekitar kita dan mengajarkan kita untuk selalu mengahagai berkat-berkat yang telah TUHAN berikan kepada kita. 

Memberi bukan hanya dengan uang tapi lewat pemberian diri kita melalui doa, tenaga bahkan pikiran atau kepandaian yang yang dianugerahkan kepada kita.
Kebanyak orang salah persepsi tentang memberi. Ada yang beranggapan bahwa memberi itu hanya dengan uang dan sasaran pemberiannya itu salah. Ada yang memberi hanya karena ingin melancarkan sesuatu yang diinginkannya, memberi karena ingin dihargai, memberi karena hanya sebagai rutinnitas atau kebiasaan belaka, memberi karena tidak ingin kalah dari orang lain, memberi hanya karena paksaan orang lain.
Mari kita rubah cara pandang kita dalam memberi, tetapi biarlah pemberian kita benar-benar lahir dari hati dan pikiran kita serta selalu memandang YESUS sebagai teladan kita yang telah mengorbankan diri-Nya untuk disiksa dan disalibkan bagi kita demi menebus dosa-dosa kita semua.

"Pemberian kita belum seberapa dibadingkan PENGORBANAN TUHAN YESUS DI KAYU SALIB"

With Love,
ILT

Categories: ,

Leave a Reply